Kamis, 17 Maret 2016

Okultisme dan Agama Suku. Kepercayaan Terhadap Roh Orang Mati..


Nama              : Jhoni Pranata PurbaA
Nim                 : 12.01.935
Ting/Jur         : III-B
Mata Kuliah  : Okultisme dan Agama Suku
Dosen              : Pdt. Marhasil Hutasoit M.Th

KEPERCAYAAN TERHADAP ROH ORANG MATI
I.                   Pendahuluan
Pada pembahasan minggu lalu kita telah membahas bagaimana itu okultisme dengan praktek-prakteknya. Dan pada pembahasan kali ini kita akan membahas bagaimana itu kepercayaan Agama Primitif terhadap roh orang mati. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita bersama.
II.                Pembahasan
2.1.Pengertian Orang Mati
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mati itu adalah seseorang yang sudah hilang nyawanya atau orang yang tidak hidup lagi[1]. Jadi dapat disimpulkan bahwa orang mati itu adalah orang yang kehilangan nyawanya dan tidak akan dapat hidup dalam hal fisik, dan kematian seseorang juga dapat disebabkan oleh berbagai hal baik musibah atau penyakit.
2.2.Kepercayaan Terhadap Orang Mati
Bagi kebanyakan orang di daerah pedesaan, kepercayaan tentang kekuatan orang yang sudah meninggal, yaitu begu masih hangat dibicarakan dalam kehidupan, terkhusus dalam keturunan mereka. Sering sekali sesuatu yang tidak wajar terjadi dalam suatu ritual yang menunjukkan kehadiran roh-roh. Kebanyakan orang menerima fenomena ini sebagai kekuatan duniawi yang menjadi latar belakang animisme. Kekuatan dari roh bukanlah sebuah kepercayaan tetapi sebuah kenyataan.[2]Banyak orang menyangka bahwa orang mati masih dapat berhubungan dengan  orang hidup dan juga sebaliknya. Orang mempraktekkan Okultisme adalah untuk melayani orang mati, baik itu roh orang tua maupun roh nenek moyang, supaya mereka tidak marah terhadap anak-anak dan cucu-cucunya yang masih hidup. Jadi mereka takut dimarahi oleh orang yang sudah mati, tentu hal ini merupakan kesesatan dan penyesatan, karena jelas orang sudah mati tidak bisa lagi ketempat orang yang masih hidup di dunia ini.Yang sebenarnya bekerja di dunia orang hidup sekarang ini adalah roh-roh setan, bukan roh orang yang sudah mati.[3]Manurut filsuf yang terkemuka Philo, Josefus dan beberapa penulis Yunani Tua mengembangkan teori bahwa roh orang-orang jahat yang sudah mati masih berada dan gentanyangan di dunia ini, mereka berusaha mengganggu hidup manusia.[4]Agama pemena di Karo roh orang mati  itu dinamakan begu.Terhadap begu orang yang mati terdapat pemahaman yang dikhatomi dalam masyarakat karo traadisional yakni sangat ditakuti namun juga dirindukan, karena mereka juga masih memanggil roh orang mati melalui medium walaupun mereka menakutinya .Ada pemahaman bahwa ada hubungan yang berkelanjutan antara orang yang hidup dan yang telah meninggal. Kematian itu seakan-akan hanya pindah kepada desa saja, walaupun mereka memahaminya kehidupan tersebut tidak lagi secara phisik tetapi secara non-phisik.[5]Berikut pemahaman tentang roh orang mati
a.      Roh-roh baik.
Roh-roh baik adalah roh-roh yang membawa nasib baik, keuntungan dan keselamatan bagi hidup manusia. Roh baik itu berasal dari roh orang-orag baik ketika masa hidupnya. Orang yang di hormati pada masa hidupnya dan memiliki banyak keturunan ternyata ketika mati akan menjadi roh yang baik sekali( khusunya kepada turunanya) maka para turunanya akan selau menghormati roh nenek moyang itu serta memberikan kurban kepadanya. Namun pada biasanya roh orang yang meningggal dunia adalah baik bagi keluarga yang ditinggalkan. Sehingga mereka sering dipanggil untuk memehon berkat, kesehatan, perlindungan, bantuan, dan kemenangan pada waktu berperang atau berladang.
b.      Roh-roh jahat
Adalah roh yang mengakibatkan kematian dan keburukan bagi orang hidup. Roh orang jahat adalah berasal dari orang-orang jahat. Roh-roh jahat juga disebabkan oleh karena dia dimasukkan kedalam peti mayat tanpa diukur terlebih dahulu cobtohnya dalam masyarakat batak: Begu Nur-nur. Begu ladang adalah roh-roh daripada orang mati yang meniggal tanpa keturunan atau roh-roh daripada manusia yang statusnya di tengah-tengah masyarakat pada masa hidupnya secara tradisional dipandang rendah sekali.
c.       Roh yang kadang-kadang baik dan kadang jahat
Hal ini tidak diketahui apa penyebabnya. Boleh diduga, bahwa hal ini tergantung pada keturunanya. Bila para turunanya tetap masih menghormati mereka, memberi kebutuhanya berupa pemberian kurban-kurban persembahan atau memperhatikan tempatnya (kuburannya), maka roh itu akan nantinya menjadi baik. Tetapi apabila turunanya tidak memperhatikanya, memanggil,tidak member kurban maka roh itu akan menjadi jahat. Jadi kadang-kadang dia baik dan kadang juga menjadi jahat dengan mendatangi keturunanya dalam banyak cara, langsung menghinggapi, melalui mimpi, peyakit dan lain-lain. Apabila manusia mengalami penyakit, maka hal ini dianggap karena ulah (serangan) daripada roh orang mati. Itu sebapnya  kepada mereka perlu diberikan kurban-kurban persembahan supaya roh itu senang hati dan mau meninggalkan orang yang sakit.[6]
Di antara suku suku bangsa animistik, orang-orang hidup selalu merasakan ketergantunganya terhadap roh-roh orang mati. Roh-roh itu sangat ditakuti sebab mereka memiliki kekuatan (daya,kuasa). Mereka dapat pergi ke tempat yang mereka sukai untuk membawa berkat atau penyakit bagi orang hidup. Roh dari orang mati boleh saja kembali ke kampungnya dan dapat menyeret orang hidup kedalam kematian.Mereka juga melakukan ini kepada keluarganya sendiri. Sebabnya, karna orang hidup dapat melihat, dapat berkomunikasi, tetapi orang mati tidak mungkin dapat berkomusnikasi dan rohnya tidak dapat dilihat. Roh-roh ini kadang tidak memiliki perasaan, tidak pengasih dan menerima pengampunan, hal ini dapat dilihat ketika orang hidup memberi persembahan kurban melalui dukun, namun ternyata roh tidak memperhatikan masalah keadaan ekonomi orang yang memberi kurban tersebut.
2.3.Kepercayaan terhadap Roh orang mati dalam Suku Batak Toba
Kekuatan dari roh nenek moyang memiliki pengaruh yang sangat besar akan kehidupan seperti menjadi kaya, memiliki kaya, memiliki kekuatan, materi dan keturunan yang banyak, kekuatan dari nenek moyang dalam bahasa toba “sumangot ni ompu” yang artinya pemujaan terhadap roh nenek moyang.[7]Bagi  masyarakat Suku Batak Toba segala bentuk kepercayan manusia terhadap adanya kuasa atau kekuatan yang diberikan oleh roh atau arwah manusia adalah Okultisme atau kuasa kegelapan. Bagi masyarakat Batak kepercayaan seperti ini terasa kental. Beberapa jenis kepercayaan akan roh atau arwah ini kita lihat penampakanya dalam hal-hal berikut.
·         Kepercayaan terhadap berbagai jenis ‘Begu’
Sebutan ‘begu’ bagi orang Batak sipelebegu mencakup keseluruhan roh-roh, termasuk roh dari yang sudah mati, dan roh yang mendiami alam semesta. Manusia yang sudah mati, rohnya akan berobah menjadi begu mengikuti Filsafat Batak yang mengatakan: jika manusia mati maka: ‘ Hosa gabe alogo, daging gabe tano jala tondi gabe begu’artinya adalah nafas menjadi angin, tubuh menjadi tanah dan roh menjadi hantu. Pada umumnya, roh-roh dari pada manusia yang sudah mati adalah jahat.Namun ada juga begu yang bisa dibujuk melalui pemberian sajian.Sehingga dapat diyakini dapat memberikan berkat duniawi kepada yang memintanya. Sebagian besar ‘ nasib’ manusia tergantung kepada begu itu. Demikian juga kesehatan, rejeki, umur panjang, sehingga pada kematian manusia dan binatang tergantung sepenuhnya kepada begu.Itu sebabnya begitu besar peranan begu di dalam kehidupan manusia. Mereka menyakini ada begu yang sangat ditakuti yaitu begu dari orang yang mati mendadak.-tiba-tiba, begu dari wanita yang meninggal ketika melahirkan, begu nurnur ini begunya orang yang kuburanya tidak sempat diukur, dan mayatnya asal dimasukkan saja kedalam tanah.
·         Kepercayaan ‘sahala ni daompung’
Menurut Vergouwen, sahala merupakan daya kusus dari tondi. Singkatnya sahala merupakan daya wibawa, dan kekuatan yang memberikan seseorang keberanian, kecakapan, kekuasaan, dan kekayaan.Dalam perkembangan kehidupan masyarakat Batak selanjutnya terjadi penyimpangan terhadap makna sahala ini dimana, sahala dianggap sebagai sumber berbagai berkat dan keberuntungan terutama sahala dari orang yang sudah mati. (khususnya sahalanya para bapa leluhur) dianggap sangat tinggi sehingga dipuja, dihormati, bahka diminta supaya beroindah kepada manusia
·         Kepercayan terhadap ‘ sumangot ni daompung’
Sumangot adalah begu dari para leluhur yang ketika meninggal dahulu memiliki kekayaan, kekuasaan, dan keturunan yang banyak. Sumangot ni daompung ini dianggap dapat memberikan kesehatan, kesejahteraan, berkat, rejeki, hasil panen yang melimpah ruah, dan lain-lain. Jika para leluhur pada masa hidupnya berkuasa, berpangkat dan kaya, maka didalam roh pun mereka demikian. Jadi berbagai upacara seremoni yang dianggap dapat mempertinggi martabat sumangot ni daompung antara lain:
a)      Menggali Tulang-belulang mereka dari dalam tanah dan menempatkanya di atas kuburan atau makam yang lebih tinggi sepeti tugu yang bagus
b)      Member atau melakukan keinginan para leluhur yang disampaikan oleh para perantara, seperti dukun, sibaso, atau pada saat ia ‘merasuki’ salah seorang anggota keluarga.
c)      Pembeian sesajen berupa: makanan, pembunyi-an ogung atau gendang dll.[8]
2.4.  Kepercayaan Terhadap Roh Orang Mati Dalam Suku Karo
Pemahaman Primitif suku Karo terhadap Roh orang mati ialah orang Karo sangat takut kepada Begu (roh orang mati). oleh karna itu didalam ritus kematian sewaktu penguburan selalu disebutkan oleh ‘ guru si baso’ (medium) semacam mantra-mantra (mangmang) agar orang yang telah mati tersebut jangan lagi mendatangi orang (Keluarga) yang masih hidup terkecuali jika dipanggil melalui ‘guru si baso’ (medium). Kematian sangat ditakuti orang karo karena dianggap sebagai kebinasaan.
III.             Kesimpulan
Jadi dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpuan bahwa kepercayaan terhadap roh orang mati bagi agama suku atau agama primitive sangat kental dan sangat di sakralkan.Hal ini terlihat dari pemahaman bahwa orang yang sudah meninggal memiliki roh yang dapat memberi rejeki atau kebaikan bagi orang yang menghargai dan member kurban. Namun sebaliknya bagi Roh orang mati yang tidak dihargai akan mendatangkan penyakit dan mengganggu manusia terkhusus keluarga Roh itu.

IV.             Daftar Pustaka
Anthony Reid& Hanry Chambert-Loir , THE POTENT DEAD, Nort America: University Of Hawai’i Press, 2002
Gintings, E.P. Iblis Dan Okultisme Pengaruh Magis Mitis Animistis  Di Karo, Kabanjahe: GBKP-Abdi Karya, 2000
Gintings, E.P. Iblis Dan Okultisme Pengaruh Magis Mitis Animistis  Di Karo, Kabanjahe: GBKP-Abdi Karya, 2000
Pasaribu, Rudolf Agama Suku dan Batakologi, Medan: Penerbit Pietir, 1988
Susanna Takaliuang Pondsius &, ANTARA kuasa GELAP & kusasa TERANG, Jatim: YPPII, 2004
Tobing M. Victor L., Menyingkap Stategi Musuh, Medan: Yayasan Persekutuan Doa Dan Penalahan Alkitab, 2006






[1] .....KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka,2002), 491
[2]Hanry Chambert-Loir & Anthony Reid, THE POTENT DEAD, (Nort America: University Of Hawai’i Press, 2002), 101
[3] Pondsius & Susanna Takaliuang, ANTARA kuasa GELAP & kusasa TERANG, (Jatim: YPPII, 2004), 196
[4] M. Victor L. Tobing, Menyingkap Stategi Musuh,(Medan: Yayasan Persekutuan Doa Dan Penalahan Alkitab, 2006 ), 72
[5] E.P. Gintings, Iblis Dan Okultisme Pengaruh Magis Mitis Animistis  Di Karo, (Kabanjahe: GBKP-Abdi Karya, 2000), 15
[6] Rudolf Pasaribu, Agama Suku dan Batakologi, (Medan: Penerbit Pietir, 1988), 53-55
[7]Hanry Chambert-Loir &Anthony Reid, THE POTENT DEAD, 101
[8] Rudolf H. Pasaribu, Okkultisme Di Kalangan Masyarakat Batak, 82-88

7 komentar:

  1. you are a good writer i think
    keep spirit for you
    may God bless you in all your process
    you are the best

    BalasHapus
  2. makasi atas motivasinya ya ...
    you hope you also do the best for you future,,
    you are number one...

    BalasHapus
  3. saya suka dengan Tulisan anda.....hehe

    BalasHapus
  4. Berdasarkan pembahasan diatas dimana ada yang dikatakan roh jahat, roh baik, dan roh kadang-kadang baik. Jadi yang menjadi pertanyaan apakah peranan roh-roh yang disebutkan diatas masih berlaku dalam kepercayaan kita saat ini, karena masih banyak zaman ini orang percaya (mahasiswa AS) yang notabenenya takut jalan sendiri di daerah gelap/ kuburan, Karen adanya pemahaman bahwa yang di sebutkan diatas dapT mengganggu mereka. Jelaskan

    BalasHapus
  5. jika kita berbicara mengenai roh jahat kita harus pahami bahwa roh jahat itu memang ada. dan jelas dalam alkitab bahwa roh jahat sama juga dengan iblis.
    namun menurut saya mengenai roh baik, setengah baik. dan roh jahat itu tidak relevan lagi karna yang namanya roh jahat itu iblis yang tidak pernah baik. seperti yang saya jeaskan diatas roh jahat yang baik itu juga akan baik jika keinginanya dipenuhi. mengenai ketakutan seseorang sekarang ini itu perlu kita tinjau ulang. mengapa banyak sekarang yang takut bukan karena keberadaan roh jahat yang mengganggu namun itu terjadi pemikiran negatif. pemikiran mereka yang menakuti mereka. bagaimana tanggapan anda ?

    BalasHapus