Nama
: Jhoni Pranata PurbaA
Nim : 12.01.935
Ting/Jur : III-B
Mata
Kuliah : Okultisme dan Agama Suku
Dosen :
Pdt. Marhasil Hutasoit M.Th
KEPERCAYAAN TERHADAP ROH ORANG MATI
I.
Pendahuluan
Pada pembahasan
minggu lalu kita telah membahas bagaimana itu okultisme dengan
praktek-prakteknya. Dan pada pembahasan kali ini kita akan membahas bagaimana
itu kepercayaan Agama
Primitif terhadap roh orang mati. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat dan
dapat menambah wawasan kita bersama.
II.
Pembahasan
2.1.Pengertian Orang Mati
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia mati itu adalah seseorang yang sudah hilang
nyawanya atau orang yang tidak hidup lagi[1].
Jadi dapat disimpulkan
bahwa orang mati itu adalah orang yang kehilangan nyawanya dan tidak akan dapat
hidup dalam hal fisik, dan kematian seseorang juga dapat disebabkan oleh
berbagai hal baik musibah atau penyakit.
2.2.Kepercayaan Terhadap
Orang Mati
Bagi
kebanyakan orang di daerah pedesaan, kepercayaan tentang kekuatan orang yang
sudah meninggal, yaitu begu masih hangat dibicarakan dalam kehidupan, terkhusus
dalam keturunan mereka. Sering sekali sesuatu yang tidak wajar terjadi dalam
suatu ritual yang menunjukkan kehadiran roh-roh. Kebanyakan orang menerima
fenomena ini sebagai kekuatan duniawi yang menjadi latar belakang animisme.
Kekuatan dari roh bukanlah sebuah kepercayaan tetapi sebuah kenyataan.[2]Banyak
orang menyangka bahwa orang mati masih dapat berhubungan dengan orang hidup dan juga sebaliknya. Orang mempraktekkan Okultisme
adalah untuk melayani orang mati, baik itu roh orang tua maupun roh nenek
moyang, supaya mereka tidak marah terhadap anak-anak dan cucu-cucunya yang
masih hidup. Jadi
mereka takut dimarahi oleh orang yang sudah mati, tentu hal ini merupakan
kesesatan dan penyesatan, karena jelas orang sudah mati tidak bisa lagi
ketempat orang yang masih hidup di dunia ini.Yang sebenarnya bekerja di dunia
orang hidup sekarang ini adalah roh-roh setan, bukan roh orang yang sudah mati.[3]Manurut
filsuf yang terkemuka Philo, Josefus dan beberapa penulis Yunani Tua
mengembangkan teori bahwa roh orang-orang jahat yang sudah mati masih berada
dan gentanyangan di dunia ini, mereka berusaha mengganggu hidup manusia.[4]Agama
pemena di Karo roh orang mati itu
dinamakan begu.Terhadap begu orang
yang mati terdapat pemahaman yang dikhatomi dalam masyarakat karo traadisional
yakni sangat ditakuti namun juga dirindukan, karena mereka juga masih memanggil
roh orang mati melalui medium walaupun mereka menakutinya .Ada pemahaman bahwa
ada hubungan yang berkelanjutan antara orang yang hidup dan yang telah
meninggal. Kematian
itu seakan-akan hanya pindah kepada desa saja, walaupun mereka memahaminya
kehidupan tersebut tidak lagi secara phisik tetapi secara non-phisik.[5]Berikut pemahaman
tentang roh orang mati
a.
Roh-roh
baik.
Roh-roh baik
adalah roh-roh yang membawa nasib baik, keuntungan dan keselamatan bagi hidup
manusia. Roh
baik itu berasal dari roh orang-orag baik ketika masa hidupnya. Orang yang di
hormati pada masa hidupnya dan memiliki banyak keturunan ternyata ketika mati
akan menjadi roh yang baik sekali( khusunya kepada turunanya) maka para
turunanya akan selau menghormati roh nenek moyang itu serta memberikan kurban
kepadanya. Namun pada biasanya roh orang yang meningggal dunia adalah baik bagi
keluarga yang ditinggalkan. Sehingga
mereka sering dipanggil untuk memehon berkat, kesehatan, perlindungan, bantuan,
dan kemenangan pada waktu berperang atau berladang.
b.
Roh-roh
jahat
Adalah roh yang
mengakibatkan kematian dan keburukan bagi orang hidup. Roh orang jahat adalah
berasal dari orang-orang jahat. Roh-roh jahat juga disebabkan oleh karena dia
dimasukkan kedalam peti mayat tanpa diukur terlebih dahulu cobtohnya dalam
masyarakat batak: Begu Nur-nur. Begu ladang
adalah roh-roh daripada orang mati yang meniggal tanpa keturunan atau roh-roh
daripada manusia yang statusnya di tengah-tengah masyarakat pada masa hidupnya
secara tradisional dipandang rendah sekali.
c.
Roh
yang kadang-kadang baik dan kadang jahat
Hal
ini tidak diketahui apa penyebabnya. Boleh diduga, bahwa hal ini tergantung
pada keturunanya. Bila para turunanya tetap masih menghormati mereka, memberi kebutuhanya berupa
pemberian kurban-kurban persembahan atau memperhatikan tempatnya (kuburannya), maka roh itu akan
nantinya menjadi baik. Tetapi
apabila turunanya tidak memperhatikanya, memanggil,tidak member kurban maka roh
itu akan menjadi jahat. Jadi kadang-kadang dia baik dan kadang juga menjadi
jahat dengan mendatangi keturunanya dalam banyak cara, langsung menghinggapi,
melalui mimpi, peyakit dan
lain-lain. Apabila manusia mengalami penyakit, maka hal ini dianggap karena
ulah (serangan) daripada roh orang mati. Itu sebapnya kepada mereka perlu diberikan kurban-kurban
persembahan supaya roh itu senang hati dan mau meninggalkan orang yang sakit.[6]
Di antara suku suku bangsa
animistik, orang-orang hidup selalu merasakan ketergantunganya terhadap roh-roh
orang mati. Roh-roh itu sangat ditakuti sebab mereka memiliki kekuatan
(daya,kuasa). Mereka dapat pergi ke tempat yang mereka sukai untuk membawa
berkat atau penyakit bagi orang hidup. Roh dari orang mati boleh saja kembali
ke kampungnya dan dapat menyeret orang hidup kedalam kematian.Mereka juga
melakukan ini kepada keluarganya sendiri. Sebabnya, karna orang
hidup dapat melihat, dapat berkomunikasi, tetapi orang mati tidak mungkin dapat
berkomusnikasi dan rohnya tidak dapat dilihat. Roh-roh ini kadang
tidak memiliki perasaan, tidak pengasih dan menerima pengampunan, hal ini dapat
dilihat ketika orang hidup memberi
persembahan kurban melalui dukun, namun ternyata roh tidak memperhatikan
masalah keadaan ekonomi orang yang memberi
kurban tersebut.
2.3.Kepercayaan terhadap
Roh orang mati dalam Suku Batak Toba
Kekuatan
dari roh nenek moyang memiliki pengaruh yang sangat besar akan kehidupan
seperti menjadi kaya, memiliki kaya, memiliki kekuatan, materi dan keturunan yang
banyak, kekuatan dari nenek moyang dalam bahasa toba “sumangot ni ompu” yang
artinya pemujaan terhadap roh nenek moyang.[7]Bagi masyarakat Suku Batak Toba segala bentuk kepercayan manusia
terhadap adanya kuasa atau kekuatan yang diberikan oleh roh atau arwah manusia
adalah Okultisme atau kuasa kegelapan. Bagi masyarakat Batak kepercayaan
seperti ini terasa kental. Beberapa jenis kepercayaan akan roh atau arwah ini
kita lihat penampakanya dalam hal-hal berikut.
·
Kepercayaan terhadap berbagai jenis ‘Begu’
Sebutan ‘begu’
bagi orang Batak sipelebegu mencakup keseluruhan roh-roh, termasuk roh dari
yang sudah mati, dan roh yang mendiami alam semesta. Manusia yang sudah mati,
rohnya akan berobah menjadi begu mengikuti Filsafat Batak yang mengatakan: jika
manusia mati maka: ‘ Hosa gabe alogo,
daging gabe tano jala tondi gabe begu’artinya adalah nafas menjadi angin,
tubuh menjadi tanah dan roh menjadi hantu. Pada umumnya, roh-roh dari pada
manusia yang sudah mati adalah jahat.Namun ada juga begu yang bisa dibujuk melalui pemberian sajian.Sehingga dapat
diyakini dapat memberikan berkat duniawi kepada yang memintanya. Sebagian besar
‘ nasib’ manusia tergantung kepada begu itu. Demikian juga kesehatan, rejeki,
umur panjang, sehingga pada kematian manusia dan binatang tergantung sepenuhnya
kepada begu.Itu sebabnya begitu besar
peranan begu di dalam kehidupan
manusia. Mereka menyakini ada begu
yang sangat ditakuti yaitu begu dari
orang yang mati mendadak.-tiba-tiba, begu dari wanita yang meninggal ketika
melahirkan, begu nurnur ini begunya
orang yang kuburanya tidak sempat diukur, dan mayatnya asal dimasukkan saja
kedalam tanah.
·
Kepercayaan
‘sahala ni daompung’
Menurut
Vergouwen, sahala merupakan daya
kusus dari tondi. Singkatnya sahala merupakan daya wibawa, dan
kekuatan yang memberikan seseorang keberanian, kecakapan, kekuasaan, dan
kekayaan.Dalam perkembangan kehidupan masyarakat Batak selanjutnya terjadi
penyimpangan terhadap makna sahala ini dimana, sahala dianggap sebagai sumber
berbagai berkat dan keberuntungan terutama sahala dari orang yang sudah mati.
(khususnya sahalanya para bapa leluhur) dianggap sangat tinggi sehingga dipuja,
dihormati, bahka diminta supaya beroindah kepada manusia
·
Kepercayan
terhadap ‘ sumangot ni daompung’
Sumangot adalah begu dari para leluhur yang ketika
meninggal dahulu memiliki kekayaan, kekuasaan, dan keturunan yang banyak.
Sumangot ni daompung ini dianggap dapat memberikan kesehatan, kesejahteraan,
berkat, rejeki, hasil panen yang melimpah ruah, dan lain-lain. Jika para
leluhur pada masa hidupnya berkuasa, berpangkat dan kaya, maka didalam roh pun
mereka demikian. Jadi berbagai upacara seremoni yang dianggap dapat
mempertinggi martabat sumangot ni daompung antara lain:
a) Menggali
Tulang-belulang mereka dari dalam tanah dan menempatkanya di atas kuburan atau
makam yang lebih tinggi sepeti tugu
yang bagus
b) Member
atau melakukan keinginan para leluhur yang disampaikan oleh para perantara,
seperti dukun, sibaso, atau pada saat ia ‘merasuki’ salah seorang anggota
keluarga.
c)
Pembeian sesajen
berupa: makanan, pembunyi-an ogung atau gendang dll.[8]
2.4. Kepercayaan Terhadap Roh Orang Mati Dalam
Suku Karo
Pemahaman
Primitif suku Karo terhadap Roh orang mati ialah orang Karo sangat takut kepada
Begu (roh orang mati). oleh karna itu didalam ritus kematian sewaktu penguburan
selalu disebutkan oleh ‘ guru si baso’
(medium) semacam mantra-mantra (mangmang) agar orang yang telah mati tersebut
jangan lagi mendatangi orang (Keluarga) yang masih hidup terkecuali jika
dipanggil melalui ‘guru si baso’
(medium). Kematian sangat ditakuti orang karo karena dianggap sebagai kebinasaan.
III.
Kesimpulan
Jadi dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpuan
bahwa kepercayaan terhadap roh orang mati bagi agama suku atau agama primitive
sangat kental dan sangat di sakralkan.Hal ini terlihat dari pemahaman bahwa
orang yang sudah meninggal memiliki roh yang dapat memberi rejeki atau kebaikan
bagi orang yang menghargai dan member kurban. Namun sebaliknya bagi Roh orang mati
yang tidak dihargai akan mendatangkan penyakit dan mengganggu manusia terkhusus
keluarga Roh itu.
IV.
Daftar
Pustaka
Anthony Reid& Hanry
Chambert-Loir , THE POTENT DEAD, Nort
America: University Of Hawai’i Press, 2002
Gintings,
E.P. Iblis Dan Okultisme Pengaruh Magis Mitis Animistis Di Karo, Kabanjahe: GBKP-Abdi Karya, 2000
Gintings,
E.P. Iblis Dan Okultisme Pengaruh Magis
Mitis Animistis Di Karo, Kabanjahe:
GBKP-Abdi Karya, 2000
Pasaribu, Rudolf Agama Suku dan Batakologi, Medan: Penerbit Pietir, 1988
Susanna
Takaliuang Pondsius &, ANTARA kuasa
GELAP & kusasa TERANG, Jatim: YPPII, 2004
Tobing
M. Victor L., Menyingkap Stategi Musuh,
Medan: Yayasan Persekutuan Doa Dan Penalahan Alkitab, 2006
[1] .....KBBI, (Jakarta:
Balai Pustaka,2002), 491
[2]Hanry Chambert-Loir & Anthony Reid, THE POTENT DEAD, (Nort America:
University Of Hawai’i Press, 2002), 101
[3] Pondsius & Susanna Takaliuang, ANTARA kuasa GELAP & kusasa TERANG, (Jatim: YPPII, 2004), 196
[4] M. Victor L. Tobing, Menyingkap
Stategi Musuh,(Medan: Yayasan Persekutuan Doa Dan Penalahan Alkitab, 2006
), 72
[5] E.P. Gintings, Iblis Dan
Okultisme Pengaruh Magis Mitis Animistis
Di Karo, (Kabanjahe: GBKP-Abdi Karya, 2000), 15
[6] Rudolf Pasaribu, Agama Suku
dan Batakologi, (Medan: Penerbit Pietir, 1988), 53-55
[7]Hanry Chambert-Loir &Anthony Reid, THE POTENT DEAD, 101
[8] Rudolf H. Pasaribu, Okkultisme
Di Kalangan Masyarakat Batak, 82-88
you are a good writer i think
BalasHapuskeep spirit for you
may God bless you in all your process
you are the best
makasi atas motivasinya ya ...
BalasHapusyou hope you also do the best for you future,,
you are number one...
saya suka dengan Tulisan anda.....hehe
BalasHapusterima kasih saudara....
BalasHapusterima kasih ya saudara...
BalasHapusBerdasarkan pembahasan diatas dimana ada yang dikatakan roh jahat, roh baik, dan roh kadang-kadang baik. Jadi yang menjadi pertanyaan apakah peranan roh-roh yang disebutkan diatas masih berlaku dalam kepercayaan kita saat ini, karena masih banyak zaman ini orang percaya (mahasiswa AS) yang notabenenya takut jalan sendiri di daerah gelap/ kuburan, Karen adanya pemahaman bahwa yang di sebutkan diatas dapT mengganggu mereka. Jelaskan
BalasHapusjika kita berbicara mengenai roh jahat kita harus pahami bahwa roh jahat itu memang ada. dan jelas dalam alkitab bahwa roh jahat sama juga dengan iblis.
BalasHapusnamun menurut saya mengenai roh baik, setengah baik. dan roh jahat itu tidak relevan lagi karna yang namanya roh jahat itu iblis yang tidak pernah baik. seperti yang saya jeaskan diatas roh jahat yang baik itu juga akan baik jika keinginanya dipenuhi. mengenai ketakutan seseorang sekarang ini itu perlu kita tinjau ulang. mengapa banyak sekarang yang takut bukan karena keberadaan roh jahat yang mengganggu namun itu terjadi pemikiran negatif. pemikiran mereka yang menakuti mereka. bagaimana tanggapan anda ?