Kamis, 21 April 2016

Peranan Roh Allah Bagi Hamba Tuhan



Peranan Roh Allah Bagi Para Hamba Tuhan
Jhoni Pranata Purba
I.                   Latar Belakang Masalah
Jika bicara mengenai Roh Allah maka yang ada dibenak kita adalah Perjanjian Lama. Karena jika kita lihat dalam Perjanjian Lama, Roh Allahlah yang paling banyak kita temui. Dalam Perjanjian Lama kita dapat melihat bagaimana Allah berkarya bagi dunia dan segala isinya. Pemeliharaan Allah juga membutuhkan perpanjangan tangan atau dapat kita katakan penyambung lidah Allah atau yang mendengarkan suara Tuhan. Yang dipakai Tuhan dalam karyanya adalah disebut sebagai hamba Tuhan. Namun dalam pekerjaan hamba ini, apakah ia menggunakan kekuatanya ? ataukah para hamba Allah dapat mengerjakan tugas yang besar dan berat tanpa penyertaan Allah itu sendiri. Dalam sejarah Perjanjian Lama banyak sekali kita temukan hamba Tuhan yang bekerja untuk kemulian nama Tuhan. Dan Hamba Tuhan yang dipakai Tuhan luar biasa juga berasal dari latar-belakang yang berbeda-beda.
Maka melalui seminar ini kita akan membahas mengenai bagaimana sebenarnya Peranan Roh Allah bagi para hamba Tuhan dalam Perjanjian Lama. Sehingga kita melihat bagaimana Roh Allah itu sangat penting bagi hamba Tuhan. Hal ini juga akan menjawab pergumulan saat ini dalam dunia pelayanan gereja sekarang dimana banyak yang mengaku hamba Tuhan namun apakah dia dipenuhi Roh Allah atau tidak. Bagaimana Roh Allah itu bekerja dan bagaimana dampaknya kepada orang yang dipenuhi Roh Allah akan kita pelajari dalam seminar ini. semoga seminar ini dapat memberikan edukasi yang baru kepada kita semua.


II.                Pembahasan
2.1.Pengertia Roh Secara Umum
Dalam Kamus Alkitab “roh” dalam bahasa Ibrani רוּחֵ (ruach) berarti angin (Kel.10:13) atau napas (Kej.6:17) atau kuasa ilahi (Yeh.39:9). Dalam Perjanjian Baru disebut pneuma mempunyai arti luas. Roh itu datang dari api (Mat 3:11), Roh datang atas murid-murid pada hari pentakosta menyerupai api (Kis. 2:3), tetapi kedengaranya seperti angin (pneuma). [1] Namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “roh” (ruh) artinya sesuatu yang diciptakan Tuhan sebagai penyebab adanya hidup (Kehidupan), nyawa, sebagai mahluk hidup yang tidak berjasad, hidup yang tidak berbadan jasmano yang berakal budi dan berperasaan (seperti malaikat/setan), “roh” juga diartikan jiwa, badan, halus, dan selain itu juga semangat (power).[2]
2.2.Roh Allah Dalam Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama “Roh Allah” (רוּחֵ אֳלֹה֮םִ= ruackh Elohim) berbicara tentang kuasa-Nya. Secara harafiah Roh Allah berarti kehadiran Allah yang aktif dan terlihat.[3] Ruackh sering berarti angin, sering juga dianggap berkuas, bahkan bisa mmerusak (Kel. 10:13, 14:21, Ayb 21:18, Mzm. 1:4, 1 Raj. 19:11, Yeh. 1:4). Roh Allah adalah sumber dari semua yang hidup, semua kehidupan jasmani dan rohani. Roh Allah adalah prinsif aktif yang datang dari Allah dan memberikan kehidupan kepada dunia. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi dalam diri Allah selain Roh Allah. Roh Allah adalah Roh yang keluar dari dalam diri Allah yang berarti Allah juga.[4] Kata Roh Allah pertama kali muncul dalam perjanjian lama dalam Kejadian 1:2 yaitu רוּחֵ אֳלֹה֮םִ ruakh elohim, yang mana Roh melayang-layang di atas permukaan air, membentuk manusia (Kej. 2:7), membaharui permukaan bumi. Roh Allah adalah  ruakh (nafas, angin). Kehidupan manusia terbuka bagi kuasa terbuka bagi kuasa Roh Allah, belajar mencerminkan Allah.[5] J.L.Packer menambahkan bahwa ruackh Yahwehlah yang membentuk ciptaan, hewan dan manusia dan mengatur alam dan sejarah menyatakan pesan Allah pada nabi-Nya, mengajar melalui firman yang diwahyukanya agar setia dan berbuah, beriman, bertobat, taat, benar, memuji, dan berdoa, memperlengkapi seorang pemimpin agar bijaksana dan efektif dalam meminpin dan yang lainnya.[6]
Ruackh Yahweh adalah pelaksana dari semua kehendak Allah, ruakh ini bekerja di seluruh bumi, ruakh di utus oleh Allah (Maz. 104-30) dan diberikan oleh Allah (Bil. 11:29, Yes. 42:1,5). Roh itu melayang-layang di atas permukaan air (Kej. 1:2) pada awalnya, dan Ia hadir di seluruh bumi (Maz. 139:7).[7] Ruakh adalah sumber dari segala kecerdasan intelektual, moral, fisik (Kej. 6:3, Ayb 32:8;33:4, 34:14;14, Maz. 104:30), Ruackh mengakibatkan hal yang luar biasa (1 Raj. 18:12, 2 Raj. 2:16), Ia berdiam dalam umat Allah (Yes. 63:11, Hag. 2:5), Roh juga memperlengkapi umat dan hamba Allah dengan kekuatan (Hak. 3:10, 14:16,19; 15:14, 1 Sam. 11:16, 16:13; 1 Taw. 12:18), dengan hitmat (Bil. 27:8), dengan keahlian (Kel. 31:3).[8] Penggunaan kata “Roh”…. (ruach) yang paling signifikan meliputi kehadiran-Nya dalam kejadian metafisik terkhusus Roh Allah, ekspresi dari Roh Allah terdapat hanya 11 kali, Roh Tuahn 25 kali, dan Roh Kudus 3 kali (Maz. 51:13, Yes. 63:10,11). Bagaimanapun pekerjaan dari Roh Tuhan  dapat menembus alam biasa dan dapat hadir dalam bentuk yang bermacam-macam. Roh Allah adalah sumber kehidupan ciptaan (Mzm 104:29; Ayub 33:4).[9]
Sehingga dapat dikatakan bahwa Perjanjian Lama memberikan penjelasan bahwa Allah adalah Roh “ruakh”. Hal ini hendak menjelaskan bahwa Yahweh adalah Allah yang bernafas, Allah yang hidup, Allah yang bertindak. Dan bahwa Allah sebagai Allah yang demikian Ia adalah sumber hidup dari segala sesuatu yang ada di dunia ini, khususnya dari manusia. Tuhan Allah memberikan Roh-Nya atau mencurahkan Roh-Nya, untuk bertindak dan berkuasa.[10] Roh Allah adalah nafas Allah atau asa hidup ilahi, yang dinyatakan dalam karya-karya Allah yang dinamis. Roh inilah daya pencipta Allah yang menempatkan diri sebagai daya hidup dari firman Allah yang menciptakan (Mzm 33:6). Maka Roh Allah ini sama dengan yang di Mazmur. 104:30 disebut “Jari” atau “tangan” Allah. Bahwa denganya Allah membuat segala sesuatu. Roh ini jugalah yang menjadikan manusia dapat diperbaharui hidupnya.[11]

2.3.Pengertian Hamba Secara Umum
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah “Hamba” dapat diartikan abdi,budak, belian, pelayan.[12] Berbicara mengenai “hamba”, tidak dapat dipisahkan dari dua tanggung jawab “hamba” yaitu pekerjaan dan ketaatan.[13]
2.4.Hamba Dalam Perjanjian Lama
Istilah “hamba” dalam Perjanjian Lama adalah עֶבִך (Eved) dan istilah ini merupakan istilah yang sangat banyak dijumpai. Artinya istilah “hamba” adalah budak atau juga seseorang yang dimiliki oleh seorang tuan yang berkuasa atas dirinya. Jadi seorang hamba adalah seorang yang harus taat keapada tuanya yang memiliki kehidupan.[14] Menurut makna harafiahnya, kata “hamba” menunjuk pada status yang amat rendah dalam masyarakat. Tetapi di dalam PL kata ini justru mengandung makna yang tinggi dan bermartabat.[15] Hamba Tuhan dalam Perjanjian Lama disebut dengan pelayan, yang berarti seorang yang bekerja untuk keperluan orang lain untuk melaksanakan kehendak orang tersebut.[16]
Dalam hidup keagamaan Israel kata itu dipakai untuk menunjukkan kerendahan diri seseorang dihadapan Allah. Jadi hamba Tuhan berarti orang yang menjadi milik Allah, berbakti kepada Allah sebagai panggilan hidupnya serta mengabailkan kepentingan sendiri.[17] Hamba Tuhan dalam kitab Yesaya digambarkan sebagai seseorang yang akan melakukan pekerjaan berkhotbah dan yang akan menderita luar biasa (Yes. 53:5) tetapi yang pada akhirnya dipermuliakan dan dinubuatkan bahwa hamba Tuhan itu akan menderita (Yes. 53 dan 50:6).[18]

2.5.Gambaran Roh Allah Dalam Perjanjian Lama
Di dalam Alkitab ada beberapa gambaran yang digunakan untuk menunjuk tentang Roh dan pekerjaanya.
o   Nafas hidup (life-breath), kejadian 2:7 secara awal menghadirkan pandangan biblika tentang Roh. Allah menghembuskan nafas kedalam hidung manusia, dan ia menjadi mahluk yang hidup. Di dalam perjanjian Lama nafas dari semua ciptaan adalah kepunyaan Allah yang dapat diambil-Nya kapanpun ia mau (Mzm 104:29-30). Roh itu kemudian hidup dimana Allah sebagai sumber dari kehidupan manusia.
o   Angin ( wind), berhubungan dengan nafas, maka roh juga adalah angin (Kej.8:1;Bil.11:31;Yes.27:8). Johanes 3 dengan lebih eksplisit menghubungkan gambaran hubungan angin dengan Roh Allah, membicarakan tentang angin alami yang mesterius dan peraturan Roh bagi orang-orang yang percaya yang hidup baru.
o   Api (fire). Gambaran akan Roh Ini mungkin tidak seumum nafas. Yesaya 4:4 mengatakan bahwa “ketika Allah... memberikan daerah Yerusalem di tengah-tengahnya dengan Roh yang menghakimi dan membakar”. Dan nats lain seperti Yesaya 33:1 menjelaskan “amarahMu seperti api yang memakan kamu sendiri”.
o   Air (water), dua nats dalam kitab Yesaya meramaikan kedatangan juruselamat dengan “Roh kudus yang dituangkan”. Penghancur masa mendatang akan mengakhiri “sampai Roh dicurahkan bagi kita dari atas” (Yes. 32:15). Pada saat itu Allah berkata “aku akan mencurahkan air ke tanah yang haus, dan hujan yang lebat ke atas tempat yang kering...(Yes 44:3)”
o   Awan (cloud), di dalam Perjanjian Lama awan nampak sebagai bentukkehadiran dan kemuliaan Allah . seperti ketika Musa berada di gunung Sinai (Kel.24:1518).[19]

2.6. Peranan Roh Allah bagi Hamba Tuhan
2.6.1.      Musa
Musa adalah seorang yang terdidik dalam tradisi elite Mesir, kemudian ditus Allah untuk membebaskan Israel dari Mesir, selnjutnya menuntun mereka menuju Tanah Perjanjian. Walaupun peran Musa besar dalam proses pembebasan Israel itu, tetapi dalam pristiwa ini pengendali utamanya adalah Allah sendiri. Dalam rangka pembebasan ini, Musa dilibatkan. Tuhan memanggil dan mengutusnya dalam situasi krisis historis yang sedang Israel alami. Ia menghadap dan melawan Firaun, dan membawa Israel keluar dari Mesir. Menurut kitab Bilangan, Musa dikaruniakan Roh Tuhan untuk peran kepemimpinan (Bil. 11:17). Untuk tugas itu dia diberi kemampuan oleh Roh Tuhan. Ia menjadi pelayan, hamba Tuhan dalam proses ini (Ul. 33:1 Yos. 1:1). Ketika Musa merasa tidak mampu. Allah membagikan Roh Tuhan yang ada bagi Musa kepada 70 tua-tua. Bilangan 11:17, 25, Roh Tuhan yang diberikan adalah Roh yang ada pada Musa. Itu berarti kepemimpinan mereka tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan Musa. Walaupun demikian bukan Musa yang memberikan Roh itu, tetapi Tuhan sndiri yang bertindak, mengambil sebagian Roh-Nya pada Musa dan menaruhnya pada 70 tua-tua.[20]

2.6.2.      Yosua
Yosua adalah pemimpin setelah Musa, seorang pendukung Musa yang bersemangat (Bil. 11:28-29). Yosua dilanti Musa untuk meneruskan tugas kepemimpinan atas Israel (Bil. 27:12-23). Dalam pelantikan itu Yosua berdiri di hadapan Imam Eleasar dan seluruh umat. Kitab Bilangan 27;18 menggambarkan Yosua sebagai orang yang penuh dengan Roh Allah, suatu kualifikasi yang atas dasar itu Tuhan menyuruh Musa melantikny, Ia juga pemimpin dengan Roh kebijaksanaan (Ul. 34:9), sebagai pewaris Musa. Walaupun sebagai penerus, Yosua tetap berarti, Ia menunaikan tugas kepemimpinan dengan kuasa Roh Allah. Barth menggambarkan Yosua sebagai pemimpin Kharismatis besar, penuh roh hitmat, setaraf dengan pemimpin lain di Perjanjian Lama.[21]
2.6.3.      Bezalel
Pengalaman Bezalel, hamba Allah yang hidup sezaman dengan Musa, menyingkapkan cara roh Allah dapat membantu kita (Keluaran: 30: 30-35).  Bezalel ditunjuk untuk membuat barang-barang untuk tabernakel. Apakah ia memang seorang perajin sehingga dapat melaksanakan proyek besar ini? Mungkin saja. Tetapi, pekerjaan terakhirnya adalah membuat batu bata di Mesir. (Kel. 1:13, 14) Jadi, bagaimana Bezalel akan melaksanakan tugas yang sulit ini? Allah  ”memenuhi dia dengan roh Allah dalam hal hikmat, pengertian dan pengetahuan dan dengan segala macam keahlian untuk membuat berbagai rancangan, untuk membuat . . . segala macam barang yang membutuhkan kemahiran”. Bakat apa pun yang tadinya dimiliki Bezalel makin berkembang dengan bantuan roh Allah. Demikian pula yang dialami Oholiab. Bezalel dan Oholiab akhirnya menjadi sangat terampil sehingga tidak saja dapat melakukan tugasnya tetapi juga bisa mengajar orang lain. Ya, Allah menaruh dalam hati mereka kecakapan untuk mengajar.Bukti lain bahwa Bezalel dan Oholiab dibimbing oleh roh Allah adalah hasil karya mereka sangat baik mutunya. Kira-kira 500 tahun kemudian, barang-barang itu masih tetap digunakan. (2 Taw. 1:2-6) Tidak seperti perajin masa kini, Bezalel dan Oholiab tidak mencari ketenaran pribadi. Mereka ingin agar Yehuwa yang mendapat pujian.—Kel. 36:1, 2. Jadi Bezalel yang dipenuhi dengan Roh Allah itu adalah adalah orang yang mendesain dan merancang dan yang membuat tabut perjanjian serta segala perabot yang dipakai di kemah ibadah/Tabernakel Musa. Roh Allah memenuhi Bezalel itulah yang memampukan dia menghasilkan karya seni uang luar biasa indah. Karena Roh Allah yang ada dalam diri Bezalel membuat dia memiliki keterampilan seni yang menakjukkan.[22]


2.6.4.      Saul
Raja Saul pun menjadi pribadi yang seluruhnya berubah begitu Roh Alalh memasukinya (1 Samuel 10: 10-11). Pada zaman Saul, secara umum diterima bahwa para nabi memiliki Roh Allah dan bahwa Roh itu terkadang memilih menjelmakan diri-Nya dalam tindakan spontan berupa tarian dan pekikan.[23] Roh Allah lah yang memampukan Saul untuk bernubuat dalam 1 Samuel 10:6 sama juga halnya dengan para utusan Saul yang bernubuat di depan Samuel dalam 1 Samuel 19: 18.[24]
2.6.5.      Daud
Demikian juga Roh Allah datang atas Daud, setelah diurapi (I Sam 16:13).[25]Tentang raja Daud ada cerita yang mengatakan bahwa pengangkatanya pernah diteguhkan oleh pemberian Roh Tuhan. Berita ini terdapat di dalam cerita pengurapan Daud yang terkenal (1 Samuel 16, 1-13). Samuel yang tadinya mengurapi Saul, kini disuruh pergi ke Betlehem untuk mengurapi Daud, putra bungsu Isai itu. Sejak pemilihan itu berkuasalah Roh Tuhan atas Daud.[26] Di dalam 2 Samuel. 23:1-2, inilah yang dikatakan oleh Daud: inilah perkataan Daud terakhir, tutur kata Daud bin Isai dan tutur kata orang yangb diangkat tinggi, orang yang diurapi oleh Yakub, Pemazmur yang disenangi di Israel: Roh Allah berbicara dengan prantaraanku, firman-Nya ada di lidahku. Daud dapat mengubah lagu-lagu Mazmur yang indah itu. Perlu kita ketahui bahwa Daud dapat meakukannya karena Roh Allah ada padanya.[27]
2.6.6.      Otniel
Ketika Israel meraung-raung kepada Tuhan karena merasakan kesakitan yang mendalam. Lalu Allah mencurahkan Roh-Nya kepada Otniel, adik Kaleb, lalu bangkitlah ia membebaskan orang Israel. Diperanginya Kusyang-Risyataim dan dikalahkannya.[28] Alkitab mencatat sesuatu yang penting mengenai Otniel yaitu “Roh Tuhan menggenapi dia dan ia menghakimi orang Israel. Ia maju berperang, lalu Tuhan menyerahkan musuhnya”.[29]
2.6.7.      Debora
Jenis kenabian yang dimiliki itu berbeda sekali dengan apa yang digambarkan tentang Debora. Gambaran Debora memang unik di dunia Israel kuno, sebagai contoh bagaimana sikap dan tindakan orang yang bergerak di bawah  pengaruh roh Yahweh. Tingkah laku Debora lebih mirip oknum-oknum dalam tradisi Kanaani. Peranan Debora mirip sekali dengan peranan hakim-hakim karismatis, bahkan hampir tidak dapat dipisahkan dari mereka. Nabi di Israel kuno tampak sebagai oknum yang digerakkan oleh Roh Allah sampai nabi itu berintervensi dalam hidup bangsanya, sehingga menghasilkan kebebasan.[30]
2.6.8.      Simson
Samson pemuda dari suku Dan (Hak. 13-16), juga “digerakkan oleh Roh Allah” (Hak. 13:25). Ibunya telah diberitahukan oleh seorang malaikat bahwa “sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin” (Hak. 16: 19). Tetapi Roh Tuhan sewaktu-waktu “berkuasa atas dia” (Hak. 14:6, 19;15:14; bnd. Hak. 16:28) dan berkat kekuatan baru yang diperolehnya dari Roh itu, Simson menjadi penyelamat bagi suku dan bangsanya sesuai maksud Tuhan yang semula (Hak. 14:4). Inilah suatu cerita rakyat yang penuh humor yang segar, tetapi juga menjadi kesaksian tentang bekerjanya prakarsa Tuhan dalam mengangkat pemimpin-pemimpin yang mampu menyelamatkan umat-Nya yang tertindas itu.[31] Alkitab pun tidak mengatakan bahwa kekuatan Simson terletak pada rambutnya. Rambutnya hanyalah lambang lahiriah dan janji dan penyerahan seorang najir. Sesudah ketujuh rambut jalinya dicukur, kekuatan lenyap dari padanya. Namun demikian, ketika Simson terjaga, Alkitab tidak mengatakan kalau ia gagal karena rambutnya di potong tetapi Tuhan telah meninggalkannya (Hak. 6:20). Ketika rambutnya tumbuh kembali maka kekuatanya tidak secara otomatis kembali. Simson menjadikan rambutnya sebagai tanda pembaharuan, penyerahan kepada Allah dan kepada pekerjaan pembebasan yang untuk itu dia dipanggil Allah. Lalu ia berdoa kepada Tuhan untuk memeperoleh kekuatan. Sekali lagi Roh Allah bergerak dengan kuasa serta membawa kuasa yang sama yang telah dikenal Simson pada setiap kejadian sebelumnya.[32] jadi menurut saya Roh Allah berperan kepada Simson dan memberi dia kekuatan.
2.6.9.      Yefta
Yefta adalah seorang pahlawan yang gagah berani dari suku Gilead (Hak 10:6-12,7). Tetapi hal ini belum menjadi panggilan Tuhan. Saat para tua-tua Gilead datang meminta Yefta sebagai pemimpin melawan Amon, bangsa tetangga mereka (11,1-10),  apakah Yefta sanggup menghadapi tantara orang Amon, dimana dia bersama dengan kelompok-kelompok  petualang-petualang ?. tiba-tiba “Roh Tuhan” menghinggapi Yefta (11, 29), dilaluinya daerah Gilead dan daerah Manasye, sudah tentu untuk menyerahkan suatu angkatan Sukarelawan, lantas ia berangkat dan sempat mengalahkan musuh yang mengancam itu. Roh Tuhan melangkapi Yefta dengan apa yang dibutuhkan-Nya: kewibawaan atas orang-orangnya, dan penyertaan Tuhan terhadap suatu lawan yang unggul. Tetapi dengan perlengkapan Roh Allah yang dasyat sekalipu Yefta belum yakin sepenuhnya terhadap kemenanganya: Dia bernazar kepada Tuhan (11,30-31), barulah berangkat ke medan perang.[33]
2.6.10.  Gideon
Gideon, orang Manasye, dipanggil dan diutus Tuhan dengan perantaraan Malaikat. Tugasnya adalah membebaskan suku-suku Kanaan tengah dari penindasan orang Madian. Musuh sudah berkumpul di lenah Yizreel, maka “Roh Tuhan menguasai Gideon; ditiupnyalah sangkakala” dan pasukan dari empat suku mengikuti dia (Hak. 7:1-8:3). Karena Gideon dilengkapi kebijaksanaan dan keberanian yang disertai Roh Tuhan. Ia pun Menang.[34] Gideon di catat dalam kitab Hakim-hakim  bahwa sebelumnya Gideon adalah seorang yang pemalu yang bersembunyi di sebuah tempat pembuatan anggur karena takud akan musuh, dan tidak ada kemampuan apa-apa. Tetapi Roh Allah turun atasnya, ia benar-benar berubah.[35]
2.6.11.  Yesaya
"Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara." (Yesaya 61:1) Roh Allah menyertai para nabi yang Tuhan perintahkan untuk menuliskan nubuatan atau penyataan Allah. Roh Allah  memberikan tuntunan kepada mereka untuk menyatakan nubuatan dan penyataan Allah, Ia menjamin bahwa berita yang disampaikan sungguh-sungguh pengilhaman dari Allah
2.6.12.  Yehezkiel
Nabi Yehezkiel menulis: Firman-Nya kepadaku, hai anak manusia, bangun dan berdiri, karena aku hendak berbicara kepada engkau. Sementara ia berbicara dengan aku, kembalilah rohku kedalam aku dan ditegakkkanya lah aku. Kemudian aku mendengar   Dia yang berbicara dengan aku (Yeh. 2:1-2). Pada bagian lain, Yehezkiel menulis: lalu Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pintu gerbang Timur dan rumah Tuhan, pintu yang menghadap kesebelah Timur. Lalu di dalam pintu itu ada dua puluh lima orang dan diantara mereka kulihat Yaazanya bin Azus dan palaca yaitu pemimpin-pemimpin bangsa. Dan Roh itu mengangkat aku dan membawa kembali ke dalam pengelihatan yang dari Roh Allah ke negeri Kasdim kepada para pembuangan. Lalu menghilanglah pengelihatan yang kulihat itu dari padaku dan aku sampaikan kepada para buangan itu segala sesuatu yang diperlihatkan Tuhan kepadaku (Yeh. 11:1,24).[36]  Jadi dari ayat ini jelas bahwa Roh Allah diberikan kepada Yehezkiel berguna untuk Bernubuat.


III.             Analisa Penyeminar
Analisa saya sebagai penyeminar adalah peranan Roh Allah bagi Hamba Tuhan sangatlah besar. Bagi para hamba Tuhan di Perjanjian Lama, tidak ada kekuatan atau daya yang dapat dilakukan tanpa ada Roh Allah yang memberi kekuatan kepada hamba Tuhan tersebut. Segala yang tidak mungkin dilakukan atau yang tidak bisa dipikirkan dapat terlaksana jika Roh Allah ada dalam diri hamba Tuhan itu. Menurut analisa saya sebagai penyeminar Roh Allah itu adalah roh yang menciptakan, Roh Allah juga memperbaharui, Roh Allah juga yang memberikan nubuatan, Roh Allah yang memberikan karunia, Roh Allah yang memberikan karunia, Roh Allah yang memberikan kebijaksanaan, Roh Allah yang memberikan Kuasa, Roh Allah yang menjadikan seseorang menjadi pemimpin. Jelas bahwa mustahil pekerjaan dilakukan tanpa penyertaan Roh yang diberikan Allah kepada para hamba Tuhan. Hamba yang disebut sebagai “eved” yang artinya adalah budak atau juga seorang yang dimiliki oleh seorang tuan yang berkuasa atas dirinya. Ketika seseorang dipilih melakukan suatu tugasnya, Tuhan sendiri yang akan memperlengkapi mereka sehingga mereka mampu melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan dan dapat menyatakan kenyataan rohani yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.
Dalam kehidupan bergereja saat ini, tetap sebenarnya sebagai hamba Tuhan kita tidak bisa lepas dari Roh Allah atau sekarang kita sebut sebagai Roh Kudus. Pada kenyetaanya pada saat ini saya melihat bahwa banyak hamba Tuhan yang menganggap bahwa segala sesuatu yang dilakukan luar biasa dalam sebuah gereja merasa itu adalah kekuatan yang dia miliki. Maka dalam suatu gereja banyak bukan Allah yang dipermuliakan namun hamba itu sendiri. Jika hamba Tuhan pada jaman modern tidak dipenuhi Roh Kudus maka tidak akan ada hal yang luar bisa yang dilakukan atau dapat menjadi panutan kepada jemaat lain. Kita harus belajar dari bebarapa hamba Tuhan yang ada dalam perjanjian Lama dimana mereka memiliki hubungan yang mesra dengan Tuhan sehingga Allah juga berkenan kepadanya dan memenuhi dia dengan Roh Allah. Karena jika Roh Allah ada dalam diri kita kita dapat melakukan pekara besar dan tidak bisa kita pikirkan.
IV.             Kesimpulan
Melalui pemaparan diatas, kesimpulan yang dapat kita ambil  Ruackh Yahweh adalah pelaksana dari semua kehendak Allah, ruakh ini bekerja di seluruh bumi, ruakh di utus oleh Allah (Maz. 104-30) dan diberikan oleh Allah (Bil. 11:29, Yes. 42:1,5). Sedangakan hamba adalah menurut makna harafiahnya, kata “hamba” menunjuk pada status yang amat rendah dalam masyarakat. Tetapi di dalam PL kata ini justru mengandung makna yang tinggi dan bermartabat. Jadi Roh Allah sangat berpengaruh dan memperlengkapi hamba Tuhan dalam menjalani Tugasnya. Nabi-nabi dalam Perjanjian Lama menyaksikan bahwa mereka berkata-kata dan menulis adalah sebagai hasil dari Roh Allah yang meminpin dan memenuhi mereka. Tidak hanya nabi-nabi tetapi juga Allah memakai Raja, hakim-hakim, dan yang lain sebagai hambanya untuk dipakai menjalankan apa yang hendak lakukan atau inginkan.

V.                Daftar Pustaka
Abineno J.L.Ch., Roh Kudus Dan Pekerjaan-Nya, Jakarta: BPK-GM, 1982
Bakker F.L., Sejarah Kerajaan Allah Jakarta: BPK-GM, 2000
Barth  Christoph, Teologi Perjanjian Lama, Jakarta: BPK-GM, 2010
Barth C., Theologia Perjanjian  Lama, Jakarta: BPK-GM, 2008
Bath Marie-Claire, Tafsiran Alkitab : Kitab Yesaya Pasal 40-55, Jakarta: BPK-GM, 2007
Bergant Diane, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius, 2002
Browning W.R.F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK-GM,2010
Davis Jhon D., The Westminster Dictionary Of The Bible Philadelphia: The Westminter Press
Douglas J.D., Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (A-L), Jakarta: YKBK/OMF, 2002
Graham Billy, Roh Kudus, Kuasa Allah dalam Hidup Anda Bandung; Lembaga Literatur Babtis, 1996
Hadiwijono Harun, Inilah Syahadatku, Jakarta: BPK-GM, 1998
Heer J.j. de & P.S. Naipospos, Nama-Nama Pribadi, Jakarta: BPK-GM, 2008
Heer J.J. De, Tafsiran Injil Matius Ps 1-22, Jakarta: BPK-GM, 2008
Hinson David F., Sejarah Israel Pada Jaman Alkitab Jakarta: BPk-GM, 2004
Horton Stanley M., Oknum Roh Kudus Malang: Gandum Mas, 2000
Jeremias W.Zimmerli & J., The Servant Of God, Michigan: University Press, 1979
Karkkainen Velli Matti, Pneumatology, Michigan: Baker Akademik, 2002
Maric Prys Jerry MacGregor &, 1001 Fakta Mengejutkan Tentang Allah, Yogyakarta: Andi, 2003
Mathias W.N. Mceirath & Billy, Enslklopedi Alkitab Praktis, Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1978
Mowvley Harry, Penuntun Kedalam Nubuat Perjanjian Lama, Jakarta: BPK-GM
Packer J.L., “Holy Spirit” dalam New Dictionary Of Theology, Leicester: Inter-Varsity Press, 1988
Poerwadaminta W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarata: Balai Pustaka, 1988
Prince Derek, Roh Kudus Dalam Diri Anda, Jakarta: Yayasan Pekabar Injil Imanuel, 1994
Ranoh Ayub, Kepemimpinan Kharismatis: tinjauan teologis-etis atas kepemimpinan, Jakarta: BPK-GM, 2006
Renner U. Metzner & H.P.V.,  Penelaahan Alkitab Tentang Hidup Baru, Jakarta: BPK-GM, 2004
Singgit Emanuel Gerrit, Dua Konteks, Jakarta: BPK-GM, 2009
Smalle S.S., Roh Dalam Ensiklopedi Alkitab MAsa kIni Jilid II (M-Z), (ed), J.D. Douglas, Jakarta: YKBK,2009
Vanbemeran Williem A., Dictionary Of The Old Testament Theology and Exegetis (Vol.3), Amerika: Designed and Typest, 1984
Verkyuil J., Aku Percaya, Jakarta: BPK-GM, 2003
Vriezen Th.C., Agama Israel Kuno Jakarta: BPK-GM, 2006





[1] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta: BPK-GM,2010), 386
[2] W.J.S. Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarata: Balai Pustaka, 1988), 830
[3] Jerry MacGregor & Maric Prys, 1001 Fakta Mengejutkan Tentang Allah, (Yogyakarta: Andi, 2003), 255
[4] J. Verkyuil, Aku Percaya, (Jakarta: BPK-GM, 2003), 45
[5] S.S. Smalle, Roh Dalam Ensiklopedi Alkitab MAsa kIni Jilid II (M-Z), (ed), J.D. Douglas, (Jakarta: YKBK,2009), 361
[6] J.L.Packer, “Holy Spirit” dalam New Dictionary Of Theology, (Leicester: Inter-Varsity Press, 1988), 316
[7] Jhon D. Davis, The Westminster Dictionary Of The Bible (Philadelphia: The Westminter Press), 253
[8] Jhon D. Davis, The Westminster Dictionary Of The Bible, 253
[9] Williem A. Vanbemeran, Dictionary Of The Old Testament Theology and Exegetis (Vol.3) (Amerika: Designed and Typest, 1984), 1075
[10] J.L.Ch. Abineno, Roh Kudus Dan Pekerjaan-Nya, (Jakarta: BPK-GM, 1982), 15
[11] Harun Hadiwijono, Inilah Syahadatku, (Jakarta: BPK-GM, 1998), 121-122
[12] ......, KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), 294
[13] W.Zimmerli & J. Jeremias, The Servant Of God, (Michigan: University Press, 1979), 190
[14] Diane Bergant, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 515
[15] Emanuel Gerrit Singgit, Dua Konteks, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 188
[16] J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (A-L), (Jakarta: YKBK/OMF, 2002), 306
[17] W.N. Mceirath & Billy Mathias, Enslklopedi Alkitab Praktis, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1978), 49
[18] J.J. De Heer, Tafsiran Injil Matius Ps 1-22, (Jakarta: BPK-GM, 2008), 66
[19] Velli Matti Karkkainen, Pneumatology, (Michigan: Baker Akademik, 2002), 23-25
[20] Ayub Ranoh, Kepemimpinan Kharismatis: tinjauan teologis-etis atas kepemimpinan, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 120
[21] Ayub Ranoh, Kepemimpinan Kharismatis: tinjauan teologis-etis atas kepemimpinan, 121
[22] Derek Prince, Roh Kudus Dalam Diri Anda, (Jakarta: Yayasan Pekabar Injil Imanuel, 1994), 11-12
[23]U. Metzner & H.P.V. Renner,  Penelaahan Alkitab Tentang Hidup Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2004 ), 4
[24]Harry Mowvley, Penuntun Kedalam Nubuat Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM), 28
[25] Marie-Claire Bath, Tafsiran Alkitab : Kitab Yesaya Pasal 40-55 (Jakarta: BPK-GM, 2007) 100
[26] C. Barth, Theologia Perjanjian  Lama, (Jakarta: BPK-GM, 2008)72
[27] David F. Hinson, Sejarah Israel Pada Jaman Alkitab (Jakarta: BPk-GM, 2004), 116
[28] F.L. Bakker, Sejarah Kerajaan Allah (Jakarta: BPK-GM, 2000), 450
[29] Stanley M.Horton, Oknum Roh Kudus (Malang: Gandum Mas, 2000), 35
[30]Th.C. Vriezen, Agama Israel Kuno (Jakarta: BPK-GM, 2006) 224
[31]  Christoph Barth, Teologi Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 71
[32] Stanley M.Horton, Oknum Roh Kudus, 39
[33] C.Barth, Theologia Perjanjian Lama 2, 70
[34] Christoph Barth, Teologi Perjanjian Lama, 60
[35] J.j. de Heer & P.S. Naipospos, Nama-Nama Pribadi, (Jakarta: BPK-GM, 2008), 92
[36] Billy Graham, Roh Kudus, Kuasa Allah dalam Hidup Anda (Bandung; Lembaga Literatur Babtis, 1996), 54